https://neosaipresscenter.com/video-testimoni/

04/11/15

Keutamaan Shodaqoh Pada Keluarga

Zainab istri Abdullah bin Mas’ud berkata: Bersabda Rasullullah s.a.w : "Bersedekahlah wahai kaum wanita walau dari perhiasanmu.&q... thumbnail 1 summary


Zainab istri Abdullah bin Mas’ud berkata: Bersabda Rasullullah s.a.w : "Bersedekahlah wahai kaum wanita walau dari perhiasanmu." Maka saya kembali kepada suamiku berkata: "Engkau seorang yang tidak punya, dan Rasullullah menyuruh kami bersedekah, coba tanyakan kepadanya kalau boleh, saya bersedekah kepadamu, kalau tidak saya berikan kepada lain orang." Berkata Abdullah : "Tanyakan sendiri."

Maka pergilah Zainab, mendadak bertemu dengan seorang wanita dimuka pintu Rasulullah yang hajatnya bersamaan dengan Zainab. Maka Bilal keluar dan kami berkata: "Beritahukan kepada Rasulullah bahwa ada dua orang perempuan bertanya: Bolehkah bersedekah pada suami dan anak-anak yatim yang dipeliharanya, tetapi jangan diberitahu siapa kami."

Maka Bilal masuk ke rumah Rasulullah menyampaikan hal yang ditanyakan kedua perempuan itu. Rasulullah bertanya, "Siapakah kedua perempuan itu?" Jawab Bilal: "Seorang perempuan Anshar, dan Zainab." Tanya Nabi : "Zainab yang manakah?" Bilal menjawab: "Zainab istri Abdullah bin Mas’ud."

Kemudian Rasulullah menyampaikan: "Bagi keduanya dua pahala, pahala sedekah dan pahala membantu keluarga (kerabat)."

(HR Bukhori Muslim)

*Dari kitab Riyadhus Sholihin, bab "Bakti Taat Kepada Kedua Orangtua dan Menghubungi Sanak Kerabat"

Selalu Ingatlah Pada Surga yang Seluas Langit dan Bumi

Syaikh 'Aidh Al-Qarni Jika selama di dunia ini Anda menderita kelaparan, jatuh miskin, senantiasa dilanda kesedihan, menderita pe... thumbnail 1 summary


Syaikh 'Aidh Al-Qarni

Jika selama di dunia ini Anda menderita kelaparan, jatuh miskin, senantiasa dilanda kesedihan, menderita penyakit yang tak kunjung sembuh, selalu mengalami kerugian, atau diperlakukan secara zalim, maka ingatkan diri Anda pada kenikmatan surga yang lebih kekal abadi.

Apabila Anda benar-benar meyakini "jalan" ini dan mengamalkannya dengan benar, niscaya Anda akan mampu merubah setiap kerugian menjadi keuntungan dan setiap bencana menjadi nikmat.

Orang yang paling berakal adalah yang senantiasa melakukan sesuatu untuk akhirat dengan keyakinan bahwa akhirat itu lebih baik dan kekal abadi.

Sebaliknya, manusia yang paling bodoh di dunia adalah mereka yang memandang dunia ini sebagai segalanya: tempat dan tujuan akhir dari semua harapan. Karena itu, tidak mengherankan bila Anda melihat mereka adalah orang-orang yang paling gelisah ketika menghadapi suatu musibah dan paling mudah larut dalam penyesalan saat malapetaka merenggut semua milik mereka.

Itu semua, tak lain dikarenakan mereka hanya memandang, memikirkan, mementingkan dan hanya berbuat segala sesuatu yang berkaitan dengan urusan kehidupan dunia yang sangat singkat, fana, dan tidak bernilai ini. Bahkan, seolah-olah mereka tak rela sedikitpun keceriaan dan kegembiraan mereka di dunia ini terkotori dan terusik oleh hal apapun.

Padahal, seandainya mereka melepas tabir kesedihan yang menutupi hati mereka dan membuka katup kebodohan yang menempel di mata mereka itu, niscaya mereka akan berbicara kepada jiwa mereka tentang masih adanya tempat tinggal yang kekal abadi (akhirat), pelbagai kenikmatan di dalamnya, dan juga tentang istana-istananya yang megah.

Lebih dari itu, mereka juga akan senantiasa terdiam khidmat mendengarkan penjelasan-penjelasan wahyu Ilahi tentang alam lain yang lebih kekal abadi. Dan sesungguhnya —demi Allah— alam itulah yang sebenar-benarnya tempat kembali (rumah) yang layak untuk diperhatikan dan diraih dengan usaha yang keras.

Pernahkah kita merenungkan secara mendalam bahwa sesungguhnya para penghuni surga itu tak akan pernah sakit, tak mungkin bersedih hati, tak bakal mati, tak pernah menjadi tua, dan pakaian mereka tak akan lusuh sedikitpun?

Pernahkah kita menghayati wahyu Ilahi yang menyatakan bahwasanya para penghuni surga itu akan menempati istana-istana yang bagian luarnya terlihat dari dalam dan bagian dalamnya terlihat dari luar?

Pernahkah kita mengingatkan diri kita dengan kebenaran berita Ilahi yang mengatakan bahwa di surga terdapat semua hal yang tidak pernah dilihat oleh mata, terdengar oleh telinga, dan terbetik di dalam hati manusia?

Cobalah Anda renungkan kabar Ilahi yang menyatakan bahwa sebatang pohon di surga tak akan selesai dikelilingi oleh seorang pengendara kendaraan selama seratus tahun lebih!

Ingatkan pula diri Anda bahwa panjang sebuah kemah yang didirikan di surga dapat mencapai tujuh puluh mil lebih, sungai-sungainya mengalir dengan deras, istana-istananya sangat indah nan megah, buah-buahannya menggelayut rendah hingga mudah dipetik, mata airnya mengalir deras, tahta-tahtanya demikian tinggi, gelas-gelasnya tertata rapi, bantal-bantal sandarannya tersusun rapi, dan permadani-permadaninya terhampar luas!

Demikianlah, Anda seyogyanya selalu mengingatkan diri sendiri bahwa di surga itu terdapat kesenangan yang sempurna, kegembiraan yang agung, dan semerbak wangi yang membuai hidung.

Dan penjabaran tentang semua keistimewaan surga itu tak akan habis dalam waktu sesingkat ini. Pasalnya, di dalam surga terdapat pelbagai keinginan yang pasti dikabulkan.

Maka dari itu, mengapa kita sering lupa memikirkan semua itu dan berbuat segala sesuatu untuk meraihnya? Renungkanlah!

Apabila tujuan akhir dari perjalanan seorang manusia adalah "rumah" yang kekal abadi ini, niscaya setiap bencana akan terasa ringan, pelbagai beban kehidupan akan membuat mata tetap berbinar, dan semua kesengsaraan hidup tetap dapat dijalani dengan riang hati.

Maka dari itu, wahai orang-orang yang merasa sedang dilindas kemiskinan, diliputi kesusahan, dan dililit berbagai macam kesulitan, teruslah berbuat kesalihan!

Dengan begitu, niscaya kalian akan tinggal di surga Allah, berdekatan dengan-Nya dan senantiasa mensucikan nama-nama-Nya.

Demikianlah, maka,

 سَلَـٰمٌ عَلَيۡكُم بِمَا صَبَرۡتُمۡ‌ۚ فَنِعۡمَ عُقۡبَى ٱلدَّارِ

{Salamun 'alaikum bima shabartum... keselamatan atasmu berkat kesabaranmu. Alangkah baiknya tempat kesudahan itu.}

(QS. Ar-Ra'd: 24)

*Dikutip dari buku Laa Tahzan, Syaikh 'Aidh Al-Qarni
http://www.tokoherbal24.com/